Seluruh rangkaian upacara Grebeg Mulud atau Garebeg Maulud merupakan sebuah kesatuan dari beberapa unsur yang masing masingnya mengandung makna dan tuntunan hidup manusia dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Gunungan adalah salah satu sesaji yang dikeluarkan oleh Keraton Surakarta pada upacara Grebeg Mulud yang sarat akan makna dan penggambaran laku hidup manusia. Pada puncak acara Grebeg Mulud, Keraton Surakarta Hadiningrat, akan mengeluarkan tumpeng sesaji yang berbentuk kerucut yang dikenal sebagai gunungan. Gunungan yang dikirab dari Kori Kamandungan Keraton Surakarta menuju Masjid Agung terdiri dari beberapa gunungan yaitu gunungan kakung, gunungan putri dan gunungan anakan. Kesemuanya melambangkan harmonisasi kehidupan keluarga, dapat juga diartikan sebagai simbol kesuburan, karena manunggalnya laki-laki dan perempuan dapat mendatangkan kehidupan baru.
1. Gunungan Kakung.
Gunungan Kakung berbentuk lingga tinggi, melambangkan laki-laki yang mempunyai tanggung jawab tinggi terhadap kehidupan rumah tangga, sekaligus sebagai pelindung bagi keluarga. Gunungan kakung terbuat dari bambu kerucut dengan puncak berbentuk cakra ( senjata Kresna ), dibawah cakra ada mahkota yang ditancapi entho-entho melingkar rapat dan bendera merah putih. Seluruh gunungan dipenuhi dengan kacang panjang dan lombok abang -cabe merah besar secara melingkar. Tubuh gunungan dibagi menjadi tiga bagian, setiap bagiannya dibatasi oleh telur asin. Gunungan ini diletakkan di atas jodang berisi nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauknya dan jodang ditutup dengan kain bangun tulak dengan warna dasar putih merah.
2. Gunungan Putri.
Gunungan putri berbentuk seperti payung terbuka yang melambangkan Yoni. Gunungan yang melambangkan seorang wanita ini, puncaknya dihiasi dengan mahkota bercakra dengan kue-kue dan rengginan. Diatas rengginan ada berbagai kue yang disebut dengan ilat-ilatan, enthul-enthul, kucu, dan hiasan warna warni. Lingkaran bagian luar atau tepi diberi hiasan ronce bunga melati. Gunungan ini diletakkan di atas jodang yang didalamnya dipenuhi jajan pasar. Jodang di tutup dengan kain bangun tulak dan diberi samir kuning keemasan. Jika dilihat dari atas, gunungan putri ini mirip seperti bunga yang sedang mekar.
3. Gunungan Anakan.
Gunungan anakan atau saradan berukuran lebih kecil dari gunungan kakung dan putri. Gunungan anakan ini ada kakung dan ada putri. Gunungan anakan kakung biasanya diberi uang logam yang dikaitkan dengan bambu, sedangkan gunungan anakan putri dihiasi dengan untaian bunga melati. Gunungan anakan ini melambangkan anak sebagai harapan dari sebuah keluarga, yang diharapkan bisa “mikul dhuwur mendhem jero” atau mengagungkan orang tua.
sumber gambar : the jakarta post/Stefanus Ajie