Pasinaon Sejarah

Jamasan Gangsa Kyai Kadukmanis & Kyai Manisrengga

Museum & Tourism Karaton Surakarta
November 2, 2024

Kamis Legi, 9 Rejeb Warsa Je 1958 - Menjelang digelarnya Upacara Tingalan Dalem Jumenengan ( upacara kenaikan tahta raja ) yang jatuh pada 25 Rejeb warsa Je 1958 atau 25 Januari 2025, Karaton Surakarta Hadiningrat mengadakan beberapa acara persiapan menyambut upacara resmi ini. Salah satu acara persiapan menjelang Tingalan Dalem Jumenengan adalah Jamasan Gangsa.

Jamasan Gangsa merupakan bentuk perawatan benda pusaka dengan cara memandikan dan membersihkan gangsa atau gamelan melalui suatu upacara adat. Beberapa gangsa atau gamelan yang akan digunakan dalam Upacara Tingalan Dalem Jumenengan dijamas atau dibersihkan dan telah dipersiapkan terlebih dahulu beberapa minggu sebelum acara berlangsung. Para abdi dalem yang mendapatkan dawuh ( perintah ) untuk membersihkan gamelan telah menyiapkan uborampe sesaji berikut berbagai alat untuk membersihkan gamelan. Giliran pertama yang dibersihkan adalah Gangsa Kyai Kadukmanis dan Kyai Manisrengga.

Gangsa Kyai Kadukmanis dan Kyai Manisrengga

Kyai Kadukmanis dan Kyai Manisrengga adalah dua rancak gamelan yang dibuat tahun 1879 pada era Susuhunan Paku Buwana IX. Gamelan ini dibuat oleh Kyai Demang Gunaprawira abdi dalem panewu gendhing pandhe gangsa.

Kyai Kadukmanis merupakan gamelan berlaras pelog, sementara Kyai Manisrengga merupakan set gamelan berlaras slendro. Gamelan ini memiliki palang penyangga ( plangkan ) berukir sepasang naga jawa dengan cakra warna emas. Gamelan didominasi oleh warna biru - merah - emas, dengan hiasan ukiran sulur tanaman ( lung-lungan ) dan motif lidah api ( modang ). 

Di kayu penyangga bonangnya ( plangkan ) tertulis  : Yasan dalêm kaping 9 tanggal 1 Rêjêb taun Be 1808. atau jika dialih bahasakan berarti : karya dari Susuhunan IX tanggal 1 Rejeb tahun Be 1808 Jawa ( 21 Juni 1879 Masehi )

Nama Kadukmanis berasal dari kata kaduk yang berarti terlalu, dan manis yang berarti indah,manis atau menarik hati, sementara nama Manisrengga didapat dari kata manis dan rengga yang berarti tempat ( tempat yang indah ).

Seperangkat gangsa ini terdiri dari : gender ageng, gender panerus, bonang ageng, bonang panerus, gambang kajeng, demung, saron barung, saron panerus, kenong, kempul, kethuk kempyang, clempung, slenthem, rebab, suling, kendhang, engkok kemong, dan gong. Gamelan ini diletakkan di Bangsal Paningrat Sasana Sewaka dan digunakan sebagai gamelan pengiring untuk segala upacara yang digelar di Sasana Sewaka termasuk iringan Bedhaya, baik pada saat latihan ( ajar-ajaran ) atau pementasan Bedhaya Ketawang saat Upacara Tingalan Dalem Jumenengan.

Share this post
Tag 1
Tag 2
Tag 3
Tag 4