Ritual ngesis wayang kembali digelar oleh Karaton Surakarta Hadiningrat pada hari selasa kliwon ( anggara kasih ) 31 Oktober 2023. Dalam ritual ngisis wayang kali ini, Kotak Kiai Dagelan mendapat giliran untuk di-isis. Kotak Kiai Dagelan yang dikeluarkan dari gedhong Lembisana sekitar pukul 10 siang, diusung oleh para abdi dalem menuju Sasana Handrawina untuk menjalani ritual diangin-anginkan. Setelah kotak dibuka di Sasana Handrawina, wayang-wayang yang berjumlah sekitar dua ratusan dari Kiai Dagelan mulai ditata untuk diangin-anginkan. Dijejerkan pada tiang-tiang soko Sasana Handrawina yang telah direntangkan tali dan kain mori, satu persatu wayang di-isis dan dibersihkan serta diperiksa apakah ada bagian-bagian yang perlu diperbaiki atau tidak.
" Ada wujud Petruk saat bernama "Kanthong Bolong", ada juga petruk saat menjadi raja ( Petruk dadi ratu ), termasuk wayang aneka tumbuhan kekayaan alam nusantara, khususnya Jawa kira-kira 200 tahun lalu. "
Kotak Kiai Dagelan, merupakan kotak wayang yang berisi wayang-wayang atau tokoh-tokoh pendukung yang dibutuhkan saat pementasan. Kotak wayang Kiai Dagelan ini, berisi banyak wujud lucu-lucu dan berbagai wayang unik, seperti kereta api, sepeda genjot, penjara, kereta kencana, bahkan bison dan lain sebagainya.
Kiai Dagelan adalah kotak wayang koleksi yang dibuat oleh Sri Susuhunan Paku Buwana V (1820-1823). Meski dibuat sedari abad 19 yang lalu, namun koleksi wayang Karaton Surakarta Hadiningrat ini mampu merepresentasikan kondisi zaman yang tak terbatas. Kekayaan intelektual budaya pada era Sri Susuhunan Paku Buwana V tersebut terlukis dari koleksi wayang karya beliau, salah satunya adalah Kiai Dagelan.
Menurut KRT Suluh Nata Adinagara, selaku tindhih abdi dalem ngisis wayang kali ini, seluruh wayang dari kotak Kiai Dagelan ini memiliki wanda atau karakteristik yang komplit dari setiap tokoh yang ada. Ada wujud Petruk saat bernama "Kanthong Bolong", ada juga petruk saat menjadi raja ( Petruk dadi ratu ), termasuk wayang aneka tumbuhan kekayaan alam nusantara, khususnya Jawa kira-kira 200 tahun lalu.