Panggung Sangga Buwana merupakan bangunan menara tinggi yang menjadi salah satu ikon keraton Surakarta Hadiningrat yang terletak di dalam kompleks Kedhaton Keraton. Panggung Sangga Buwana memiliki tinggi kurang lebih 30 meter dan memiliki lima tingkat dengan bagian atas berbentuk tudung saji atau tutup saji. Bangunan ini didirikan oleh Sinuhun Pakubuwana III pada tahun 1782, oleh tukang batu bernama Kyai Baturetno, serta tukang kayu bernama Nayawreksa.
Secara istilahnya, Panggung Sangga Buwana berasal dari kata Pa- Agung Sinangga Buwana, Pa disini diartikan sebagai angka 8 dalam Jawa, Sangga yang berarti menyangga ( dituwak, diangkat ) dan Buwana yang bermakna jagad atau bumi. Dengan demikian Panggung Sangga Buwana bermakna bangunan tinggi dengan 8 elemen penyangga kestabilan jagad atau kosmos.
Panggung Sangga Buwana berbentuk menara segi delapan yang disebut sebagai Hasta Wolu,hal ini berkaitan dengan filosofi kepemimpinan Jawa yang disebut Hasta Brata atau Asta Brata, yakni perilaku atau sifat kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang raja. Bahwa seorang pemimpin harus memilki delapan ( hasta ) sifat ( brata ) yang digambarkan sebagai sifat matahari, sifat bulan, bintang, angin, api, mendung, samudra dan bumi.
Pada bagian paling atas dari bangunan ini dijumpai sebuah lambang berbentuk manusia mengendarai naga di puncak menara yang merupakan sengkalan tahun pembuatan Panggung Sangga Buwana, berbunyi Naga Muluk Tinitihan Janma, yang artinya melambangkan tahun pembuatan bangunan. Naga = 8, Muluk = 0, Tinitihan = 7, Janma = 1, yang jika dibaca menjadi 1708 tahun Jawa atau 1782 masehi. Di bagian luar bangunan Panggung Sangga Buwana terdapat sebuah tulisan reksa tengara dan karya pratanda yang artinya isyarat atau pertanda waktu, karena bangunan ini memiliki jam besar yang menghadap ke utara yang digunakan sebagai penanda waktu. Letak Panggung Sangga Buwana yang berdampingan dengan Bangsal Sri Manganti, melambangkan Lingga dan Yoni yang merupakan simbol dari kesuburan.
Panggung Sangga Buwana ini konon difungsikan sebagai menara pengintai yang memantau pergerakan pasukan belanda di benteng Vastenburg. Selain itu, Panggung Sangga Buwana juga merupakan tempat meditasi serta bertemunya raja-raja Surakarta dengan Kanjeng Ratu Kencana Sari atau Kanjeng Ratu Kidul yang bertahta di Kedaton Saloka Dhomas. Oleh karenanya, Panggung Sangga Buwana terletak segaris lurus dengan arah keluar Keraton Surakarta ( selatan ) yang jika ditarik garis imajiner lurus akan tepat ke pantai Selatan tepatnya di pantai Brosot ( kulon progo )
Narasumber : R.M. Riyo Panji Restu B. Setiawan S.Pd M.Pd