( 1820 – 1823 ) Naik tahta menggantikan ayahnya Sinuhun Pakubuwana IV pada tahun 1820. Bernama Gusti Raden Mas Sugandi, beliau naik tahta dengan gelar Sahandhap Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwana Senapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping V.
Sinuhun Pakubuwana V disebut pula sebagai “Sinuhun Ngabehi” atau “Sunan Sugih”, karena terkenal dengan Sinuhun yang sakti dan kaya raya. Sinuhun Pakubuwana V sendiri pernah membuat pusaka keris dari pecahan meriam Kyai Guntur Geni yang diberi nama Kyai Kaget.
Serat Centhini, merupakan salah satu mahakarya sekaligus peninggalan Sinuhun Pakubuwana V untuk kasusastran Jawa. Sinuhun Pakubuwana V memerintahkan Raden Ngabehi Ranggasutrasna, Raden Ngabehi Yasadipura II, dan Raden Ngabehi Sastradipura untuk menggubah Serat Centhini enam tahun sebelum beliau naik tahta.
Selain itu, Sinuhun Pakubuwana V juga merupakan pembuat ukiran kayu fenomenal berwujud wajah raksasa mengerikan yang biasa dipasang di ujung kapal. Hiasan kapal yang sekarang disimpan di Museum Radyapustaka Solo ini, diberi nama Arya Rajamala.
Peninggalan Sinuhun Pakubuwana V di bidang kebudayaan ialah tari Beksan Srimpi - sebuah tari keprajuritan putri - yang diiringi gamelan berjudul Ludira Madu ( Madu Darah ).
Sinuhun Pakubuwana V memerintah hanya selama 3 tahun. Selanjutnya, tahta Kasunanan Surakarta diteruskan oleh putra beliau, Sinuhun Pakubuwana VI.