( 2004 - Sekarang ) Sinuhun Pakubuwana XIII lahir pada 28 Juni 1948. Lahir dengan nama Gusti Raden Mas Surya Partono, Ketika beranjak dewasa pada tahun 1979 paugeran atau pranata adat menetapkan Gusti Raden Mas Surya Partono, berhak menyandang nama Hangabehi dengan gelar Kangjeng Gusti Pangeran Harya Hangabehi. Artinya, beliau adalah seorang pangeran tertua yang disiapkan menjadi calon penerus takhta.
KGPH Hangabehi naik tahta pada 10 September 2004, yang ditandai dengan sengkalan Sucining Wisik Anrusti Kadhaton dengan gelar Sahandhap Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwana Senapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping XIII atau Sri Susuhunan Pakubuwana XIII.
Sejak dinobatkan menjadi raja Kasunanan Surakarta pada 10 September 2004, Sinuhun Pakubuwana XIII telah berperan dan terlibat dalam berbagai peristiwa penting, khususnya mengenai posisinya sebagai kepala keluarga keraton dan yang dipertuan pemangku takhta adat, yang merupakan simbol dan pemimpin informal kebudayaan Jawa khususnya budaya Jawa gagrag (gaya) Surakarta. Selain menyelenggarakan berbagai upacara adat dan acara besar keraton seperti labuhan, grebeg, sekaten, kirab malam 1 Sura, dan lain-lain.
Sebagai raja Kasunanan Surakarta yang secara tradisional dianggap sebagai figur pelindung kebudayaan Jawa, pada tahun 2014 Susuhunan Pakubuwana XIII bersama Sultan Hamengkubuwana X dari Kesultanan Yogyakarta dan perwakilan dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon turut menghadiri kirab dan sarasehan kebudayaan dalam rangka hari jadi Kabupaten Batang. Dalam bidang pelestarian kebudayaan, Pakubuwana XIII beberapa kali menghadiri dan berpartisipasi dalam berbagai pameran keris dan tosan aji serta mengadakan pergelaran wayang kulit. Pada peringatan Hari Wayang Nasional dan Dunia di Institut Seni Indonesia Surakarta tahun 2018, Susuhunan Pakubuwana XIII bersama KPA. Begug Purnomosidi (mantan bupati Wonogiri) turut menerima penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia sebagai pemrakarsa pergelaran wayang kulit dengan kelir terpanjang di dunia. Di tahun 2018, Susuhunan Pakubuwana XIII selaku pemimpin tertinggi keluarga besar Keraton Surakarta memberikan kekancingan dan surat silsilah kepada keluarga keturunan Mr. RAA. M. Sis Cakraningrat dan GKR. Pembayun (putri tunggal Susuhunan Pakubuwana X dengan permaisurinya, GKR. Hemas) yang menjadi bukti pengesahan bahwa mereka adalah pemilik sah dari tanah seluas beberapa hektar di Temon, Kulon Progo yang dipergunakan untuk bangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta, yang kepemilikannya sempat diklaim oleh orang lain.
sumber gambar : (1) foto Aditya Darmasurya