Pasinaon Sejarah

Tingalan Dalem Jumenengan ingkang kaping 21 SISKS Paku Buwana XIII

Tingalan dalem jumenengan merupakan rangkaian upacara yang digelar berkaitan dengan peringatan kenaikan tahta atau penobatan Susuhunan menurut perhitungan penanggalan Jawa. Pada kesempatan upacara tersebut raja dengan segala atribut kebesarannya akan miyos tinangkil dalam pisowanan ageng di Bangsal Sasana Sewaka.

Inti acara dari upacara adat ini adalah pisowanan ageng atau menghadapnya seluruh abdi dalem yang memiliki hak sowan kepada Susuhunan, dan puncak acara dari Tingalan Dalem Jumenengan adalah digelarnya tari Bedhaya Ketawang, tarian klasik Jawa yang sudah berusia ratusan tahun. Bedhaya Ketawang merupakan tarian Jawa klasik yang hanya diperbolehkan ditampilkan dalam acara Tingalan Dalem Jumenengan saja, tidak boleh untuk acara-acara yang lain.

Jumenengan dan tari Bedhaya Ketawang  merupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, karena pada saat upacara resmi ini tari Bedhaya Ketawang merupakan bagian penting dari prosesi Tingalan Dalem Jumenengan

Pada sabtu, 25 Januari 2025 atau Setu Pahing 25 Rejeb Warsa Je 1958 Jawa, Karaton Surakarta Hadiningrat menggelar upacara Tingalan Dalem Jumenengan ( peringatan kenaikan tahta raja ) sebagai peringatan bertahtanya Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Paku Buwana XIII yang ke-21. Puncak upacara ini digelar dengan tampilnya tarian Bedhaya Ketawang di Ndapa Ageng Sasana Sewaka dan ditutup setelah Susuhunan Paku Buwana XIII meninggalkan dhampar ( singgasana ) kembali ke Dalem Ageng.

Peringatan Tingalan Dalem Jumenengan berlanjut pada keesokan harinya dengan digelarnya Kirab Ageng. Kirab yang mengikutsertakan kereta-kereta kencana milik Karaton Surakarta berlangsung pada minggu, 26 Januari 2025 atau Ngahad Pon, 26 Rejeb Warsa Je 1958 Jawa. Dalam kirab tersebut, Karaton Surakarta membagikan udhik-udhik ( menyebar uang ) sebagai simbolisasi sedekah raja pada rakyat.

Secara umum, makna dari seluruh upacara Kirab dan Tingalan Dalem Jumenengan yakni sebagai bukti atau pertanda bahwa masih ada yang Jumeneng Nata (bertahta) dan suatu pertanda bahwa masih tetap ada tata cara adat di Karaton Surakarta Hadiningrat hingga sekarang.

Sugeng Dirgayuswa konjuk Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Paku Buwana XIII.

Rahayu Karaton Surakarta Hadiningrat.

Share this post
Tag 1
Tag 2
Tag 3
Tag 4